Friday, June 29, 2012

Moderate.. 
Itu adalah level kesibukanku di tempat kerja. Tak terlalu sibuk dan juga tak pernah sibuk.hehe
Jadwal kerjaku mulai Senin - Sabtu, dimulai jam 9.00 dan diakhiri jam 17.00. Sedangkan untuk hari Sabtu hanya kebagian setengah hari mulai dari jam 8.00 sampai jam 13.00. 
Jika ditotal, ada 40 jam perminggunya (sesuai kepmenaker lah yaa)

Waste water officer..
Itu adalah job position yg diamanahkan padaku. Bertanggungjawab pada kondisi lapangan WWT namun memiliki ruang kerja di kantor yang lokasinya terpisah cukup jauh dari plant. That's why anak pabrik sering mengklasifikasikan saya dalam komunitas orang kantoran (selebihnya terdapat komunitas operator dan outsource)

Meja Kerja :)
Daily tasks...
Checking waste water parameters... Itu adalah salah satu jobdesc yg harus saya kerjakan setiap harinya karena memang tak ada orang lab yg secara khusus menangani WWT. Lagipula saya akan banyak nganggur jika urusan lab WWT ditangani orang lain... then, what should i do next? hehe :p
Namun perlahan tapi pasti, sedikit demi sedikit para operator mulai saya ajarkan bagaimana cara menguji parameter2 limbah, seperti COD, BOD, TSS, dan MLSS. Dan kelak di kemudian hari saya akan merambah sesi K3. Can't wait to handle this session :)
ini semacam uji COD dan mikrobio nya :)

kalo uji TSS - MLSS ini operator sudah bisa :))

And another daily routinity is telling about chatting, blogging, and do some etertain thing :)




Wednesday, June 27, 2012

Bila bagi Dandud pangeran Prasetyo Budi adalah Baby Hui, sedangkan imajinasi Nene mengatakan bahwasanya kekasihnya Boy Yudhistira adalah Morgan Smash, maka bagi saya Komarudin Tri Atmojo adalah Nicholas Saputra dimana saya berharap sebagai Dian Satro dan kita berdua menjadi pemeran utama dalam drama cinta Ada Apa Dengan Cinta. 

similiar or not, i stil love u :)

Inspirasi bisa datang dari mana saja dan yg sukses membuat saya terinspirasi kali ini berasal dari theresiaedwina.wordpress.com. Menarik sekali membaca blog teman kuliah yg akrab disapa NENE ini.

Dengan runtut dia menceritakan bagaimana dia menjalani harinya, dengan santai pula ia menjalani semua yg ada di hadapannya, dan nampaknya begitu menyenangkan menjadi pemilik brown boots and stunning helmet seperti dia. 

Menantang dan menyenagkan kiranya menjadi seorang pekerja tambang yang notabene merantau ke tanah seberang. Sedangkan saya hanya di tanah lokal saja dengan hiburan yang mungkin hanya itu itu saja. Entah kenapa di lokasi saya bermukim sekarang ini kurang tertarik menghabiskan waktu utk sekedar refreshing atau berlibur ke tempat hiburan. Padahal di Pandaan ini banyak sekali pilihan tempat wisata yang dengan mudah dijamah. Sebut saja Taman Safari Pandaan, hawa dingin Tretes, kota Batu Malang dengan segala pesonanya yang tak jauh dijangkau dari Pandaan. 

Alasan riilnya saya enggan berlibur adalah saya memilih utk pulang tiap kali weekend (Sabtu - Minggu). Alasan kedua adalah saya tak punya joymate dalam hal ini utk sekedar diajak ketawa ketiwi..apalagi wira wiri. Hahhs... utk itulah jujukan refreshing saya paling mentok adalah ke Taman Dayu bersama Annisa (the only one joymate yg lumayan terpisah ruang dan waktu)




Wednesday, June 20, 2012

Pukul 08.30 WIB
Setiap pagi di depan tempat saya bekerja hampir selalu mendapati bapak berkumis penjual es degan sedang mendorong gerobak birunya entah hingga kemana. Memang tak ada yg aneh selalu berpapasan dengan orang yang sama di tiap jam yg sama, karena mungkin itu adalah rutinitas yang harus dilakoni setiap harinya. Kami tak saling mengenal, tak pula saling bertegur sapa. Tapi kejadian ini cukup membuat saya penasaran, dari mana beliau memulai rutenya mendorong gerobak es degan warna birunya.

Pukul 08.00 WIB
Suatu pagi sebelum saya berangkat kerja, saya menyempatkan diri ke bank BCA utk mengambil uang tunai. Dan di seberang jalan itulah saya mendapati lagi bapak berkumis penjual es degan. Saya mencoba memastikan bahwa itu adalah benar orang yg sama dengan penjual es degan yg hampir setiap pagi saya temui di depan tempat kerja. Dan memang benar. beliau adalah orang yg sama dengan gerobak warna biru, dengan topi cokelat muda yg selalu dikenakan, dan dengan kumis tipis di atas senyum ramahnya pada setiap orang yg ditemuinya.

Entah darimana bapak berkumis penjual es degan itu memulai rutenya menjalani pekerjaannya, karena bisa jadi jauh sebelum bank BCA dia sudah berjalan mendorong gerobaknya. Jarak yang ditempuh bisa jadi lebih dari yg saya kira, padahal jarak dari Bank BCA ke tempat kerja saya berkisar kurang lebih 10 menit dengan motor, sedangkan beliau setiap hari melaluinya dengan berjalan kaki. Belum lagi kontur daerah Pandaan yang berbukit, semakin membuat saya berpikir bagaimana perjalanan pulang yg harus beliau lewati, Sungguh melelahkan nampaknya. 

Bagaimanapun, bapak berkumis penjual es degan itu telah membuat saya berpikir dan bersyukur bagaimana cara menikmati apa yg telah dianugerahkan Allah kepada hidup saya. 

Thursday, June 7, 2012

Pertengahan tahun ini diuji dengan kata SURVIVE.
 Apakah saya mampu utk bertahan?
 Atau terhenti di tengah jalan?


Poin ketahanan pertama adalah soal ditinggal mas pertama beserta istri yg selama ini menemani menghuni rumah riaustreet. Bulan Juni ini mereka memutuskan utk menghuni rumah yg sudah mereka miliki sendiri. Tak ada yg salah dalam hal ini, karena bagaimanapun rumah tangga memang sudah seharusnya memiliki otoritas sendiri. God has lead the way, syukurlah rumah yg mas dan mbakku huni tidak jauh dari riaustreet alias masih terjangkau. Hanya saja aku dan adikku harus bertahan mengurus dan mempertahankan rumah riaustreet ini berdua. Hanya saja rumah risustreet akan seringkali tak berpenghuni. Hanya saja suasana rumah riaustreet akan semakin sepi. 

Poin ketahanan kedua adalah I almost lost my bussiness partner, Lintang. Dalam kurun empat bulan ini, aku bersamanya merintis dan menyokong bisnis batik yg kita namai dewandaru. Berawal dari akhir bulan Mei lalu saat aku mendengar kabar keberhasilannya melanjutkan program pascasarjana ilmu gizi UI, saat itulah aku merasa senang dan sedih secara bersamaan. Tentu saja aku bangga mempunyai seorang teman yg akan melanjutkan studi di universitas paling tersohor di tanah air, dan sudah barangtentu aku merasa khawatir akan kelanjutan dewandaru. Maklum saja..ibarat bayi, menjalankan bisnis yg baru berumur 4 bulan itu masih butuh dipapah dan digendong. Dan hingga tulisan ini dibuat, aku masih belum punya bayangan bagaimana  ini akan berjalan kedepannya. Yang pasti dewandaru harus tetap survive, i'll do my best and God will do the rest :)

Poin ketahanan ketiga sudah barang tentu adalah soal keuangan :p 
Bagaimana tidak, bulan Juni ini ditumbuhi subur dengan undangan nikah dan khitan. Semoga saja finansial bulan ini masih sesuai dengan gambaran APBN saya.