Haah..telat sekali postingan Ramadhanku kali ini. Di malam 21 Ramadhan aku baru tulis tema tentang Ramadhan. Late is better than never..however.
Ramadhan tahun ini terasa lebih cepat daripada tahun kemarin. Entah kenapa.. apa karena sebagian waktu ibadah kuhabiskan dengan tidur??? Aku sadari kualitas ibadahku tahun ini emang jauh menurun dari tahun sebelumnya. Dan kalau aku ditanya apa alasannya aku akan menjelaskan panjang lebar kenapa. Hanya saja aku malu pada Allah. Bagaimana bisa bulan suci dimana semua setan dibelenggu tapi aku malah bermalas2an beribadah?
Jadi teringat Ramadhan tahun lalu, dimana 1 Ramadhan bertepatan dengan 1 Agustus dan juga tepat dengan hari pertamaku berhijab. Cukup lama hatiku seakan bergejolak antara iya dan enggak dalam berjilbab. Hingga aku harus meyakinkan diriku sendiri mengapa harus iya. Aku jad ingin sedikit bercerita mengenai awal mula aku memutuskan untuk berhijab. dan semoga saja bermanfaat menginspirasi siapa saja yg membaca postingan ini.
Niat memang sudah ada. Tapi kapan penerapannya adalah tanda tanya pada saat itu. Banyak alasan yg membuatku pada saat itu tidak ingin menyegerakan berhijab. Entah takut kepanasan lah, takut susah dapet kerja lah, malas repot berjilbab kalau mau keluar rumah lah. Astaghfirullah... itu dulu memang benar ada di benakku.
Saat semakin gundah itulah aku mulai mencari jawabnnya lewat Al Quran, yaitu kitab pedoman umat Muslim.
Diantara ayat2 Al Quran itulah aku menemukan penguat keinginanku untuk berhijab :
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau
putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-
budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai
keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat
wanita" (24 : 31)
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (33 : 59)
Bermodal keyakinan akan kebenaran Al Quran sebagai pedoman hidupku maka bersegeralah aku mengajak teman kosku waktu itu, Nissa untuk menyiapkan perubahan dalam hidupku, termasuk membeli jilbab, ciput, dan pakaian muslim. Semakin dicoba berhijab, maka aku semakin yakin akan kewajiban setiap muslimah ini. Sama sekali tak ada rasa gerah, panas atau ribet ketika mengenakan hijab. dan Subhanallah, aku pun berhasil mendapatkan pekerjaan dengan kondisi berhijab.
Marhaban yaa Ramadhan :)